Kata Yutika, ini adalah salah satu puisi yang mana.. kita tidak akan bisa menulis puisi ini kalau kita tidak benar-benar merasa seperti dalam keadaan di dalam puisi tersebut.
"Siapa?" kata Yutika setelah membaca puisi ini.
Hah? .... Gue tertawa renyah setelah menyadari ia bertanya siapa orang yang gue maksud dalam puisi ini -orang yang gue cintai.
"Gak ada."
"Bohong."
Gue mengangkat bahu. Mungkin gue memang membuat puisi ini untuk seseorang. Mungkin juga tidak. Oh ya, gue belum tau judul puisi ini. Ada saran, mungkin?
Aku mencintaimu dalam diam
Ketika kabut menggantung di kaki langit
Ketika embun menggelayut di ujung daun
Seberkas cahaya kejinggaan menghias cakrawala timur
Aku mencintaimu dalam diam
Ketika kelabu menutupi angkasa
Ketika rintik kehidupan menghujani tubuh
Sepasang kucing berteduh di bawah bangku kayu ujung gang
Aku mencintaimu dalam diam
Ketika angin menyentuh ujung-ujung rambut
Ketika sepasang merpati terbang kembali ke sarangnya
Siluet senja terbentang di ufuk barat
Aku mencintaimu dalam diam
Ketika kunang-kunang terbang berdesing
Ketika purnama bulat sempurna bercahaya
Bintang di langit bagai permadani raksasa yang menyelimuti bumi