Jalan-jalan ke Curug Cibeureum



Saya sebenernya gak niat mau nulis ini, tapi saya merasa hutang budi jadi saya nulis ini untuk return the favor aja. Awalnya saya dan teman-teman mau ke kawah putih, tapi karena jauh dan takut pulang kemalaman kita ubah tujuan. H-1 dari hari keberangkatan temen saya usul kita ke curug aja, saya disuruh browsing mau ke curug mana. Setelah saya browsing curug yang dekat dari Jakarta, saya putuskan ke Curug Cibeureum, soalnya saya baca kayaknya asik. Saya dapet alamatnya dari Wikipedia. Saya dapet bayangan perjalanannya gimana dari blog-blog yang saya baca. Semoga kisah perjalanan saya ini membantu agan-agan yang mau kesana.

Saya dan teman-teman berdelapan berangkat jam 7 dari rumah teman saya di daerah Cikarang, naik mobil carteran. Kita enggak lewat tol, entahlah saya gak ngerti lewat mana. Sesuai perkiraan dari blog yang saya baca sih jam 10 seharusnya kita sudah sampai, tapi kok jam 10 kita masih nyari-nyari jalan. Mengandalkan navigas dan info dari orang-orang di jalan, kita nyasar ke pedalaman pegunungan entah dimana. Pertamanya kita masuk ke perkebunan kelapa sawit, di jalan ketemunya cuma petani kelapa sawit. Jalanannya kecil, tapi Alhamdulillah sudah dicor, mungkin untuk mempermudah distribusi kelapa sawit. Saya sampai bosan sekali liat kelapa sawit di kanan kiri. Setelah itu mulai terlihat pepohonan gak jelas, jalanan makin jelek dan berlubang. Kita berhenti dan nanya saya petani yang lewat. Katanya Cibodas mah jauh, 20 km dari sini. Kita semua kaget banget. Yasudah kita lanjutkan perjalanan, tapi jalanan malah makin jelek, dari kerikil dan tanah. Makin jarang orang lewat, cuma 2-3 paling. Saya makin panik, takut jalanan ini gak berujung. Sudah kira-kira 10 km dari tempat terakhir kita nanya dan kayaknya kok kita malah masuk makin dalem ke pegunungan itu. Kita nanya lagi saya petani yang lewat, katanya Cibodas masih jauuuh banget dari situ, lebih dari 20 km. Tapi kalau kota lumayan deket katanya. Kita kaget dan putus asa, tapi tetep kita lanjutin perjalanan.

Setelah kira-kira 5 km perjalanan mulai terlihat rumah warga dan makin banyak orang-orang (bukan petani). Kita liat angkot dan seneng banget rasanya. Tapi kok setelah itu rasanya kita balik kayak tadi, pepohonan di kanan kiri. Kita sempet panik tapi gak terlalu sih karena ada beberapa kendaraan lewat, ada juga yang berplat nomor B yang artinya dari Jakarta. Setelah 10 km mulai ramai lagi, dan kali ini benar-benar ramai. Akhirnya kita sampai di kota.

Jam 12, kita sempet singgah sebentar di Taman Bunga Nusantara. Gak masuk sih, cuma di depannya aja, istirahat sambil meregangkan otot yang tegang selama nyasar tadi. Saya tanya teman saya apa Cibodas masih jauh dari sini, karena kalau masih jauh kita kayaknya ke taman bunga ini aja. Kata temen saya enggak terlalu jauh, jadi kita melanjutkan perjalanan.





Kembali mengandalkan navigasi dan info orang-orang di jalan (saya sih lebih percaya kata orang-orang, saya gak ngerti baca navigasi, kayaknya navigasinya juga ikut keder) kita sempet salah belok beberapa kali. Untung langsung nanya orang di jalan, jadi nyasarnya belum jauh banget.

Jam 1 akhirnya kita sampai di Kebun Raya Cibodas. Biaya masuk ke Kebun Raya Cibodas Rp. 4000/orang. Sesampainya disana hujan, untung kita bawa payung, berkat info dari blog juga hahaha. Jadi yang mau kesana, bawa payung dan jas hujan ya, karena cuaca di kota hujan gak bisa ditebak. Kita solat dulu dan baru jam setengah 2 kita memulai perjalanan. Alhamdulillah sudah tidak hujan.

Kenapa saya bilang kita baru memulai perjalanan? Karena untuk sampai ke air terjunnya kita harus tracking (naik gunung gitu) sejauh hampir 3 km. Ada Curug Ciismun dan Curug Cibeureum di Kebun Raya Cibodas ini. Kita sempet salah belok, seharusnya kita belok kanan, tapi kita malah lurus. Sepertinya kita terlalu bersemangat sampai gak merhatiin plang yang ada. Untung temen saya inget kata ibu-ibu di tempat parkir kalau ke Curug Cibeureum belok kanan. Kalau agan kesana jangan lupa perhatiin plangnya ya.





Biaya masuk ke Curug Cibeureum Rp. 3500/orang. Setelah itu barulah kita tracking. Jangan lupa pakai sepatu ya, karena jalannya sangat menanjak, banyak sekali tangga baru yang tidak beraturan. Dan juga licin karena sehabis hujan. Teman saya pakai sepatu flat dan kakinya lecet-lecet, padahal saya sudah peringatkan kalau perjalannya gak bakal mulus-mulus aja. Pertamanya memang capek banget, setiap 5 menit berhenti, tapi lama-lama enak juga. Oh ya, jangan lupa siapkan bekal minum ya.





Menurut blog yang saya baca, setelah 15 atau 30 menit berjalan kita akan lewat pos 1, tapi yang saya temui cuma pondok yang sudah tidak terurus. Sebenarnya kalau terawat enak untuk istirahat duduk-duduk sebentar, tapi kotor sekali jadi tidak ada yang mau singgah. Dan juga saya tidak menemui telaga biru, padahal saya penasaran ingin tau telaga biru itu gimana. Oh ya, bagi yang tidak tahan cuaca dingin, saya sarankan membawa slayer atau apapun untuk menutup hidung. Karena hidung saya saja rasanya perih dan mengeluarkan asap kalau bernafas. Pasti agan tau kan kalau cuaca yang sangat dingin bisa membuat hidung mimisan.




Sewaktu tracking itu temen saya nujuk seorang cowok yang baru saja berjalan melalui kita, katanya cowok itu jalannya enak banget, kayak lagi jalan di jalanan datar saja. Lalu saya berhatikan cowok itu, ternyata dia jalannya zig zag. Langsung saya ikuti saja cara jalan cowok itu, dan rasanya lebih ringan! Seriusan. Teman saya juga nyoba dan dia kesenengan sendiri. Maksud jalan zig zag itu kita jalan nyerong ke kanan, setelah sampai di ujung jalan kita serong ke kiri, lalu serong ke kanan lagi dan begitu seterusnya. Coba saja agan coba :D bukan berarti benar-benar ringan sih, tapi cara berjalan seperti ini kayak mengurangi beban karena berjalan menanjak gitu.

Setelah memasuki km 2 kita menemui jembatan kayu. Indah deh pemandangan sewaktu melewati jembatan ini, lumayan lah gak harus jalan nanjak dulu. Jembatan kayu ini lumayan panjang dan jumlahnya ada 2. 





Setelah itu kita sampai di pos 2. Di pos 2 ini ada plang arah. Ada 2 jalan yang ditunjuk plang ini, 1 ke arah pendakian puncak gunung dan 1 lagi ke Curug Cibeureum. Jika sudah melewati pos 2 ini tinggal 300 meter lagi maka kita sampai di Curug Cibeureum.
 





Setelah 2 jam berjalan ditambah istirahat dan foto-foto akhirnya kita sampai. Kalau agan bisa gerak cepat sih 1,5 juga sampai. Capek rasanya sudah tidak terasa waktu lihat air terjun, semuanya terbayarkaann. Air terjunnya ada 2, letaknya sampingan tapi agan harus berjalan lagi, deket kok, paling kurang dari 50 meter.Saya gak tau pasti juga, saya cuma lihat ada jalan batu menuju kesana (gak nanjak-nanjak lagi kok), tapi setelah itu jalanannya tertutup dengan pohon-pohon. Saya gak sempet main ke air terjun sampingnya karena sudah puas main di air terjun utamanya.




Mungkin karena saya datangnya kesorean jadi gak terlalu ramai. Saya yang cuma kena cipratan debum air terjunnya sudah kedinginan sekali, entah apa rasanya teman-teman saya yang mandi di air terjun itu.


 

Kalau bukan karena hari semakin sore mungkin saya dan teman-teman belum puas main disitu. Jam setengah 5 kita sudah beranjak pulang dari air terjun itu. Sudah sepi sekali disana, hanya ada 1 rombongan cowok selain rombongan kami yang masih tinggal. Pulangnya sih hanya memakan waktu kurang dari 1,5 jam, selain karena jalanannya turunan jadi perjalanan lebih cepat, kita juga buru-buru karena dikejar matahari. Tentu gak ada yang mau kejebak di gunung saat gelap tanpa perbekalan apa-apa. Jam 6 kita sudah meninggalkan kawasan Cibodas.





Dalam perjalanan pulang, saya melewati daerah dimana banyak sekali toko-toko yang menggunakan Bahasa Arab. Pertamanya saya tidak memperhatikan, lalu teman-teman saya mulai membicarakan, saya pun membuka jendela mobil lebih lebar agar dapat melihat lebih jelas. Apotik, minimarket, counter pulsa, salon, tukang pasang gigi palsu, toko elektronik, toko lampu, tukang sate, bahkan tulisan di dinding atau bahasa kerennya graffiti on the wall semuanya pakai Bahasa Arab. Saya merasa saya sedang tidak di Indonesia, karena dibanding dengan tulisan Bahasa Indonesianya, tulisan Bahasa Arab lebih mendominasi. Orang-orangnya juga banyak orang Arab, ada yang cakep (halahh), ada yang biasa-biasa aja. Bahkan tukang parkir pun orang Arab. Saya gak tau apa daerah ini memang unik atau sayanya aja yang norak.. tapi saya tercengang dan rasanya ingin sekedar jalan kaki di pinggir jalan itu. Apa rasanya kayak lagi jalan-jalan di Arab juga? :D

Kita sempet berhenti di sebuah kedai di daerah Cisarua untuk sekedar isi perut, sekitar jam 7. Sewaktu saya turun dari mobil baru saya merasa sekujur kaki saya nyeri. Tapi kalau sudah duduk sih gak kerasa. Kayaknya kaki saya ini kelelahan menopang beban tubuh saya (padahal saya kan kurus :v). Jam setengah 8 kita melanjutkan perjalanan lagi, kali ini lewat tol. Jam setengah 10 kita sampai di rumah teman saya tempat kita berangkat. Jam 10 baru saya sampai rumah. Sungguh perjalanan yang tak terlupakan :D
 

No comments:

Post a Comment

Pendakian Gunung Sigandul (Gunung Stlerep) via Dadapan

Gunung Sigandul atau yang juga dikenal sebagai Gunung Stlerep terletak di Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Lokasi ...