IPA atau IPS? :/
Dan tiba saatnya murid-murid SMA kelas 10 memilih jurusan
mereka. Heyho, yang punya jurusan bukan cuma anak SMK doang :P
Sayangnya, disini, atau di kota ini kita cuma punya 2
pilihan, IPA atau IPS. Kalo di daerah ada jurusan Bahasa, walaupun gak semuanya
ada.
Kalau disuruh memilih, ya, memang pilihan yang berat sih. Kalau
di IPS, gw suka geografi dan sosiologi doang. Sementara untuk ekonomi dan
sejarah gw udah nyerah deh, banyak banget hafalannya. Kalau di IPA, gw suka
biologi dan kimia. Untuk fisika, gw nyerah abis-abisan. Kalau gw suka kimia,
itu karena gurunya yang enak, mungkin kalo guru kimia gw ganti gw bakalan payah
di kimia.
Di mata pelajaran eksak, gw kurang. Di mata pelajaran sosial
juga kurang. Aaaaaaa.. aku mau masuk manaaaa...
Milih jurusan itu nggak segampang milih hewan peliharaan,
atau milih baju untuk kencan pertama. milih jurusan itu gak segampang milih
pacar (kata siapa milih pacar gampang), harus berdasarkan minat bakat kita. Ini
masalahnya sama masa depan soalnya, jadi semua harus diperhitungkan. Sejak kapan
ya hidup jadi serumit ini.
Sebenernya gw pengen juga sih masuk IPS, yang gw benci cuma
ekonomi aja. Gue cuma takut kalo gw masuk IPA, gw gak bisa
mempertanggungjawabkannya, soalnya matematika gw itu payah banget bangetan. Tapi
kadang gw tergiur juga sih rumor anak IPA itu dianggap lebih pintar dan lebih “atas”
dibanding anak IPS. Standar anak IPA yang jelas lebih tinggi, sementara yang
dibawah standar bisa dipastiin masuk IPS. Tidak munafik, status anak IPA itu
lebih menjanjikan.
Tadinya sih gw tenang-tenang aja, karena kelas bilingual di
sekolah gw hanya membuka untuk kelas IPA. Jadi bisa dipastikan gw bakal masuk
IPA walaupun nilai gw lebih ancur dari muka gurunya (ups). Tapi gara-gara
sekolah gw akan membuka bilingual IPS berdasarkan hasil psikotes kemarin,
matilah gue.
Di saat seperti ini, gw berharap sekolah gw akan membuka
kelas Bahasa. Dengan begitu gw akan secara sukarela menyerahkan diri gw. Ya,
asal gak belajar sastra sunda aja.
No comments:
Post a Comment