Mimpi


Aku selalu bermimpi. Aku memimpikan hal-hal kecil sampai yang besar. Aku percaya pada kekuatan mimpi. Aku percaya bermimpi adalah langkah paling mudah untuk mendapatkan sesuatu –walaupun kau tidak akan mendapatkan apa-apa dengan hanya memimpikannya.

Sah-sah saja jika orang miskin atau orang kaya sekalipun bermimpi. Ingin ini, ingin itu, sah-sah saja bukan? Bagi orang sepertiku, uang tidak punya, pendidikan tidak punya, status juga tidak, tapi aku punya impian. Bahkan masa depanku terkadang hanyalah sebuah impian yang entah bisa atau tidak terwujudkan. Aku tidak pernah takut jatuh karena bermimpi terlalu tinggi. Seperti yang sudah kukatakan, aku selalu bermimpi. Dari mulai aku menyukainya, menggemarinya, menginginkannya, sampai aku memimpikannya. Impianku.

Saking seringnya bermimpi, aku punya banyak sekali impian. Aku ingin ini, ingin itu. Ingin jadi begini, jadi begitu. Dan kalau melihat kondisiku sekarang, bisa dibilang mustahil untuk membuat semua impianku menjadi nyata, jadi aku hanya bisa bermimpi dan terus bermimpi. Begitulah sampai impianku tidak terhingga jumlahnya. Aku tidak pernah merasa bosan dan kehabisan hal untuk diimpikan. Impian-impianku, untuk itulah aku hidup.

Dan aku sadar saat aku beranjak dewasa, aku tidak bisa terus bermimpi. Ketika aku diharuskan untuk menghadapi masa depanku –cepat atau lambat, aku harus melakukan sesuatu. Aku harus membuat impian-impianku menjadi nyata. Aku tidak tau caranya, tapi aku harus.

Aku tau saat itu akan tiba –saat dimana aku harus mengatakan apa sebenarnya impian-impianku selama ini, karena itulah cita-citaku, karena aku ingin menjadi seperti itu, karena untuk menjadi itulah aku hidup, karena itulah tujuan hidupku.

Dan ketika aku mengatakan impianku, hal-hal yang paling aku inginkan di dunia ini... mereka terkejut. Mereka menertawakanku, merendahkanku.

Aku selalu berpikir impian tidak memiliki batas, tidak memandang ekonomi dan status sosial. Aku selalu berpikir, kita bisa menjadi apapun yang kita mau, asal kita bersungguh-sungguh dan tidak pernah berhenti memimpikannya. Aku selalu berpikir, akan selalu ada jalan untuk para pemimpi, sesulit apapun medannya. Hal-hal seperti itulah yang membuatku percaya pada kekuatan bermimpi, percaya bahwa tidak ada mimpi yang terlalu besar untuk anak kecil sepertiku. Aku percaya mimpi dapat membuat petani garam menjadi fisikawan dunia. Demi tuhan.. aku bersungguh-sungguh dengan apa yang aku inginkan, dan aku tidak pernah berhenti memimpikannya. Tapi kenapa??


Ahh.. salahkah aku terus bermimpi? Salahkah aku seorang biasa yang tidak punya apa-apa memimpikan hal-hal yang besar? Hal-hal yang bisa mengubah dunia misalnya? Tidak.. aku tidak ingin mengubah dunia. Aku jadi sadar.. aku terlalu kecil untuk dunia. Sekarang aku hanya ingin mengubah hidupku.


Aku hanya ingin meraih mimpiku. Seperti kebanyakan orang.


*********************************************************************************

Malam itu sehabis shalat Isya, gue ngecek hp. Ada beberapa sms masuk, salah satunya dari Windy. Windy menanyakan apa motto hidup gue dan arti sahabat buat gue. gue tau untuk apa dia bertanya seperti itu.

gue duduk menyender ke dinding kamar gue, dengan hp berada di tangan gue. Motto hidup gue? gue sering baca kutipan tentang hidup dari orang-orang terkenal, gue juga sering bikin tulisan tentang filosofi hidup. Tapi gue belum kepikiran untuk membuat motto hidup. Gue mengadahkan kepala ke arah langit kamar gue, motto hidup, motto hidup, apa ya, motto hidup gue?

lalu gue memutar otak, mencari kata kunci buat motto gue, lalu gue teringat tetralogi Laskar Pelangi yang pernah gue baca.. Ah iya! Mimpi! Bukan main! Mimpi!!

Gue kembali ke layar hp gue, lalu menekan tombol ‘reply’

“Motto: bermimpilah setinggi-tingginya agar tuhan dapat memeluk mimpi-mimpimu.”

Gue langsung menekan tombol ‘send’.

No comments:

Post a Comment

Pendakian Gunung Sigandul (Gunung Stlerep) via Dadapan

Gunung Sigandul atau yang juga dikenal sebagai Gunung Stlerep terletak di Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Lokasi ...